Sunday, August 2, 2009

My One Day Journey Of Heart

Pada dasarnya semua perjalanan adalah perjalanan kejiwaan –pakdhe MT’s note- si pakar motivasi nomer satu itu. Sometimes I wonder, does he ever feel like falling down to the bottom ? Does he ever really broke – can’t buy anything even the primary needs ? Does he ? really like us – I mean, like I am ? If all the answer is yes, the next question is, how long did it takes to raise him up ?

Because sometimes whatever he says doesn’t have any meaning to me, it’s not applicable, he’s such a big liar whatsoever, or is it me being a loser, couldn't get how the bittersweet, what it was.

Hari ini ada 2 pelajaran yang mungkin bisa aku ambil. Pertama tentang cinta – huehh, kata2 yang tak akan pernah usang hingga peradaban berakhir- lewat penglihatan nyata dengan mataku sendiri, menyaksikan pembuktian bahwa cinta itu indah, tidak menyakiti.

Adalah salah seorang teman sekolah dulu waktu masih umur belasan, belum bisa dibilang sahabat, jika diukur dari kedekatan kami. Anak temanku ini, berulangtahun pada hari ini, syifa-tisa diundangnya, kebetulan bukan pesta biasa, lumayan mewah buat ukuran anakku. Ada MC, badut, sulap, permainan sembari pesta kebun, kali ya.(gak pernah ngehadirin pesta keboen…:D) yach, pokoknya lumayanlah, maklum, papa temanku mantan menkeu di era sblm GusDur memimpin, jadi walau cm ultah, tapi buat aku kayak pesta kawinan sederhana :D **makloom, aku kek-nya masih tergolong kaum marjinal**

Ayah si anak yg ultah tadi, ada di sampingnya, memimpin doa ketika sebelum acara puncak tiup lilin. Sekilas gak ada yg aneh, dong ya-secara emang sewajarnya bapak si anak yg mimpin doa , ditemani ibunya , berdua mereka mengapit sia anak yg sedang berbahagia. Seorang pria seumuran ayahnya, berdiri di seberang meja kue ultah, mengabadikan momen itu dengan kameranya, pria yang…dipanggil honey oleh ibunya si anak…(udah ngeh blom??)..oh, hehh ? yup ! pria ‘si tukang foto’ itu adalah suami sah ibunya yang sekarang, ayah kedua bagi si anak ini. Means, ayah kandungnya memang yang ada di sebelahnya !

Buat saya pemandangan itu ‘menakjubkan’ melihat bagaimana mereka saling berinteraksi, antara ayah dan anak lelakinya, antara ‘mantan suami’ ke ‘mantan istrinya’ dan antara dua lelaki yang keduanya mengisi lembaran hidup si ibu, serta bagaimana anak2 mereka menerima semua keadaan itu…amazing, patut dicontoh !

Selamanya gak akan ada yang namanya perceraian baik-baik, yang sebenarnya terjadi adalah perpisahan yang diterima dengan baik. Maksudnya, perceraian ada pasti karena sesuatu yang tidak baik, yang menyakitkan. Tapi, ketika perpisahan menjadi suatu hal yang nyata, kelapangan hati untuk menerima kenyataan itu sebagai suatu bagian perjalanan hidup, adalah menjadi suatu tolok ukur kualitas kepribadian orang-orang yang terlibat didalamnya. Dan yang ada di keluarga ini, patut dicontoh – bukannya saya bilang bercerai itu bagus, tapi bagaimana kita harus menyikapinya jika hal itu tidak bisa dihindarkan, itu yang patut dicontoh. Antara mantan suami dengan mama teman saya, dengan papa teman saya, masih baik komunikasinya. Cuma yang saya tidak lihat tadi adalah interaksi antara si mantan suami dengan suami teman saya yang baru, sepertinya mereka tidak pernah bicara. Hal yang wajar, begitu juga dengan teman saya dengan mantan suaminya, interaksi mereka hanya seputar kelengkapan materi pesta, that’s all. Tapi mantan suami masih bisa ber-hai2 dan salaman, cipika cipiki dengan keluarga & kerabat teman saya, bahkan, ketika berkumpul laki2 semua, antara mantan dan suami yang baru, ikut membaur…amazing !

Disitulah saya melihat pelajaran berharga itu : Bahwa Cinta Itu Pada Akhirnya Memang Kasih, Cinta itu Kasih, dia tidak menyakiti, dia tidak membawa derita, cinta itu mengayakan. Dengan cinta, hati kita bisa kaya, hati kita mestinya bisa membedakan antara egois dengan mendahulukan yang seharusnya, dengan cinta kita belajar bahwa manusia harus saling menghargai. Jika memang ada cinta, gak akan ada yang harus dikorbankan, apalagi anak-anak buah cinta itu sendiri. Saya melihat betapa harmonisnya keluarga ini, saling menghargai bukan berarti ikut campur urusan pribadi orang lain. Menghargai berarti memandang ‘bagaimana’ orang itu, bukan ‘siapa’ orang itu. Dengan cinta, mestinya semua bisa jadi teman, jadi sahabat, gak akan berubah jadi musuh. Tentu saja cinta yang saya maksud disini adalah cinta yang tulus, tanpa pamrih, semata ingin ‘memberi’ tanpa mengharap sesuatu berlebih, cukup kedamaian yang dibawanya menjadi balasannya…indah !


Pulang dari acara ulangtahun, ngumpul bareng temen-temen di citos.

Pelajaran kedua- tentang arti seorang teman. Betapa teman-teman yang baik, memang akhirnya akan membawa kebaikan buat kita. Membawa pencerahan buat kita. Menghibur hati yang sedih, menemani kita yang sedang berjuang menahan perihnya luka, atau sekedar ‘memperhatikan’ bagaimana kita merawat luka yang menganga, ikut melelehkan air mata ketika kita mengerang saat ‘obat luka’ diteteskan dan luka sedikit dibuat koyak agar lebih steril, bahkan terkadang mereka ikut meraung bersama kita, seolah tahu apa yang kita rasa saat itu. Karna mereka memberikan ‘hatinya’ buat kita, jadi , balasan apa yang pantas untuk teman-teman seperti ini selain kita berikan hati kita juga untuk mereka ? Teman-teman seperti ini kadang tak pernah berbasa-basi, bahkan kadang bertahun kita tak jumpa, bahkan sekedar sms pun tak kita sempatkan. Tapi ketika hati kita terluka, mereka bisa merasakannya, tanpa kata mereka menghibur kita, membelai kita dengan joke yang benar-benar lucu dalam arti yang sebenar2nya…Thank God for giving me all of them. Sometimes if we wanna just laughing together without thinking so much, they are really the good accompanion.


“Sederhanakan persoalan rumit dengan tindakan, persoalan besar sebisa mungkin dibuat ‘kecil’ dan persoalan kecil tidak perlu dibesar-besarkan”


**tiba-tiba jadi inget lagi ama janji ketemu sahabat gw yg antique itu**Dohhh, kumizzz, gw blon nemu cara gemana kita bisa ketemu, yak ? – however, gw gak bisa ngeduluin loe dari hubby – yeuh, lo jadi rafting gak seeh, kalo jadi, ya alhamdulillah deh (LOHHHHHH???)- ya berarti khan, waktu belon berpihak kepada kita, buat ketemu – khan loe mau rafting ? :)) :)) Syapa tau abis lebaran, bisa ketemuan bertiga aja deh, lebih gampang buat gw ngomong ke hubby .

No comments: