Sunday, June 21, 2009

Catatan Kecil di Minggu Pagi

Minggu pagi ini 'feel free' **from what? don't know...**, mungkin sejak hari jumat dua hari lalu aku merasa bebas...entah dari rasa apa, sekaligus 'merasa kehilangan' seseorang entah karena apa pula. Dominasi otak kiri **selalu menomorsatukan perasaan**. Berusaha kuseimbangkan dengan otak kanan- selalu ingat bahwa kau disayang Allah (we are always being blessed, not only me)- buktinya, rizkiNYA tak henti mengalir dalam bentuk kesehatan dan orang-orang terkasih di sekelilingmu, karenanya tak ada alasan untuk bersedih atau terlalu gembira hingga harus menghentikan langkah saat itu dan seterusnya **life must go on**.

Jam baru menunjukkan pukul sembilan pagi, ketika kami berempat meninggalkan rumah untuk berangkat menuju suatu tempat dimana anak-anakku akan 'mengumpulkan' kepingan puzzle yang suatu saat semoga bisa menjadi bagian dari storyboard cita-cita dan impian besar mereka , atau, kepingan itu samasekali tak akan berguna ,entahlah, yang pasti menurutku,sekarang tugasku hanyalah membantu mereka mengumpulkan materi sebanyak mungkin agar nantinya banyak pilihan-pilihan terbaik yang bisa mereka pilih.

Pukul sepuluh tepat, kelas pelatihan KKPK (Kecil Kecil Punya Karya) dimulai. Anak-anakku agak terlambat sepuluh menit **biasa,gak komplet rasanya kaka' dan ade' kalau gak terlambat,apalagi ini minggu** Mengisi liburan kali ini, aku sengaja tidak melewatkan momen sekali setahun dengan membiarkan mereka melewatkannya tanpa sesuatu yang berharga. Jauh hari aku mencari-cari kegiatan apa yang bisa mereka ikuti, yang sesuai dengan budget dan waktu yang bisa aku sediakan. Alhamdulillah,ada dua kegiatan, yang satu mengandalkan lebih banyak kemampuan otak kanan, yaitu fun art & craft activity, dan satunya lagi menurutku lebih banyak mengandalkan kemampuan otak kiri yaitu pelatihan menjadi penulis cilik di Mp Book Point ini.

Bukan tanpa alasan kedua kegiatan ini yang aku pilihkan untuk mereka, selain dua alasan diatas. Fun Art & Craft Activity aku pilih tentu saja karena mereka seratus persen menyukai hal-hal berbau seni apalagi yang diajarkan secara fun, tanpa banyak aturan mengikat, tanpa punishment , tapi tetap menyertakan reward (bukankah kita orang dewasa juga menyukai yang demikian,apalagi anak-anak..). Pelatihan menulis, aku pilih karena akhir-akhir ini aku semakin merasakan manfaatnya bisa menuangkan isi pikiran kita ke dalam tulisan. Terlebih lagi,dalam perjalanan hidup mereka nantinya, tentu saja pendidikan yang akan mereka jalani akan mengharuskan mereka menulis thesis atau skripsi,atau semacamnya. Di kehidupan pribadi pun tak kalah penting menurutku bisa menuliskan perasaan kita dalam bentuk tulisan, dimana terkadang pengungkapan verbal menemui jalan buntu karena satu atau lain hal, bisa mengeluarkan uneg-uneg tertulis merupakan salah satu cara efektiv meredam emosi yang bergejolak. Jika hal itu dibarengi dengan talenta yang mungkin sudah Tuhan berikan, diasah dengan kemauan untuk terus belajar sehingga tulisan yang dihasilkan kian hari makin enak dibaca, makin lugas sekaligus menghibur, tentunya makin berguna bagi kehidupan kita maupun orang lain. Mungkin nantinya semangat berdakwah bisa lahir lewat tulisan-tulisan **amiinn**

Hal inilah yang mendasari pemikiranku, membekali anak-anakku dengan pengetahuan ini sedini mungkin, sedari mereka kecil. Walaupun aku baru 'melihat' sekilas bakat menulis mereka dari diary yang kadang mereka isi ketika perasaan sedih atau gembiranya tidak dapat mereka ungkapkan ke aku; atau mereka merasa belum cukup hanya dibicarakan,mereka kudorong untuk mencoba menuliskannya.

Namun,agaknya harapanku tak boleh kugantungkan 'setinggi langit' alias tak boleh terlalu muluk,melihat gaya mengajar kakak atau pak guru pembimbing yang masih menganut gaya pendidikan jaman penjajahan, dimana pengajaran seringkali monolog, satu arah, dangkal, hanya permukaan, cenderung mematikan kreativitas, membatasi eksplorasi, 'gak jauh beda dengandebat capres di televisi tempo hari,yang tidak ada saling sanggah . Inikah resiko sebagai rakyat kaum marjinal, kelas menengah, yang kesempatan mendapatkan pendidikan layak yang membangun masih jauh dari harapan? **ach,aku coba untuk tidak melulu berkeluh kesah tentang hal-hal yang tak terjawab ini**

Baru hari pertama, anak-anakku sudah diberikan pe-er **Oh,My Good,this is holiday,no more homework,please..** harus membeli satu buku yang disediakan disini, kemudian menuliskan ringkasan ceritanya menurut kerangka karangan yang hari itu diajarkan. Aku baca catatan mereka tentang kerangka karangan, yang mengharuskan suatu karangan itu harus mempunyai ini, harus begini dan begitu..,jujur, membuat aku berfikir **Oow,pastinya tulisan-tulisan di blogg aku,tidak memenuhi kaidah ini...wahaha,cuek!**.
Buat anakku yang besar, dimana otak kirinya lebih berperan (tak heran ranking 1-3 selalu bisa diraihnya) tugas ini tak terlalu membebaninya, walaupun jujur, aku tidak melihat antusiasmenya dalam menyelesaikan ringkasan itu, aku tidak melihat "passion" nya dalam menyusun cerita singkatnya itu, karena berkali-kali dia harus melihat catatan dan berfikir lama sekali. Buat anakku yang kecil, dimana otak kanannya lebih berperan, sudah bisa dipastikan, kejenuhan amat sangat melandanya,walaupun suamiku sudah dengan kesabaran penuh mengajarinya.
Padahal hubby samasekali bukan penulis, tapi dengan sabar mengulang materi yang diajarkan pak guru pembimbing,bermodalkan catatan anakku tentang kaidah kerangka karangan yang baik . **aku melarikan diri, pusing baca catatannya yang banyak**

Ada kekhawatiran melintas di benakku ** alih-alih di-kursus'in biar pintar mengarang, bukan tidak mungkin si kecil malah membenci mengarang,karena begitu rumitnya**

Ditengah-tengah menunggu waktu berakhirnya kursus, aku menulis ini, dan harus kuhentikan karena anakku yang kecil tiba-tiba keluar kelas dan menangis..**OMG,what happened,now..?**

No comments: