Wednesday, June 3, 2009

Pepesan kosong di awal bulan

Rasanya baru kemarin, merayakan tahun baru 2009 **wow,am I the person who always wasting time or the opposite one?** kalau menurut kalender chinese, this is the OX YEAR. Menurut ramalannya di tahun ini orang-orang yang dinaungi shio kerbau (berdasarkan kalendernya sih, saya termasuk dalam shio ini) akan mendapatkan sesuatu yang baru, misalnya mau mulai usaha baru, menjadi lancar di tahun ini, atau yang masih lajang, akan menemukan pasangannya di tahun ini (kalau memang mau mencari!), atau...yang lagi bosen sama pasangan hidupnya, bisa dapat yang baru di tahun ini...?**bisa aja,khaaan** Tanpa terasa berarti, perjalanan hidup sudah hampir separuhnya melewati tahun 2009 ini.**sighs**

Masalahnya, semua target yang saya tetapkan di awal tahun, dan saya review di awal bulan ini, mestinya kalau berbanding lurus dengan waktu yang sudah separuh dijalani, target itu juga harusnya sudah tercapai limapuluh persennya. Tapi kenyataannya jauh sekali.

Saya mulai meninventarisirnya satu persatu, mencari penyebabnya, kemudian menganalisanya mengapa saya tidak bisa menghindari penyebabnya itu. Agak ruwet memang,bikin saya malahan tambah down, bukannya semangat. Semuanya berpangkal pada konsistensi, keseriusan action, dan integritas. Yang terakhir rasanya perlu saya beri perhatian khusus.

Minggu-minggu akhir di bulan Mei saya sedang menyelesaikan buku "Young on Top" nya Billy Boen. Di dalam bukunya Billy Boen mengemukakan 30 rahasia meraih sukses di usia muda, sukses bisa diraih tanpa harus menunggu tua dulu. Diantara ketigapuluh butir yang dia tulis itu, salah satu menempati urutan atas adalah INTEGRITY. Integritas diartikan sebagai keteguhan, kesetiaan pada kejujuran.
So, having the integrity means you have to be honest one hundred percent! Meraih kesuksesan bisa saja tanpa integritas tetapi akankah kesuksesan itu bertahan lama, jawabannya tidak.

Keteguhan mempertahankan kesetiaan kita pada kejujuran hati nurani, kejujuran niat, selalu menjadi langkah awal yang baik untuk mencapai tujuan hidup kita.Sikap mempertahankan baru akan muncul kalau ada
reverse yaitu sesuatu yang menggoyahkan, menggoncang2nya, sehingga baru kita akan mempertahankannya. kalau tidak ada ujian seperti itu, jangan mengklaim bahwa kita sudah setia pada kejujuran **wong belum terbukti lulus ujian,tho**. Masalahnya,sering kita**eh,maaf,saya maksudnya**tidak menyadari bahwa hal-hal yang menyulitkan kita,menggoyahkan niat kita,itu adalah ujian bagi integritas kita.

Ketika suasana di kantor sudah terlalu membuat kita jenuh dan tidak puas, sehingga bosan dan malas menyerang kita, disaat yang tepat itu, datang kesempatan untuk 'korupsi waktu' atau melakukan hal-hal yang
unproductive, jarang sekali kita menyadari bahwa itu 'soal ujian' yangharus kita selesaikan, bukan dihindari. Ketika pasangan hidup kita sudah sedemikian membuat kita jengah dengan sikap dan tingkah lakunya yang unproductive terhadap perkembangan masa depan keluarga, disaat 'jenuh' akan keadaan itu, biasanya 'soal ujian' itu datang, dan kesempatan kita untuk membuktikan ,apakah kita pantas disebut pasangan yang memiliki integritas tinggi atau sekadarnya saja. Dan ini yang menjadi soal-soal ujian hidup buat saya,rasanya.

Kok jadi ngelantur kemana-mana,yaa...**
kembali ke laptop!**
Ada tiga hal sebenarnya yang saya mau jadikan satu di tulisan ini, tapi kok agak sulit. Antara makna integritas, ujian kesetiaan terhadap pasangan,dengan target target yang meleset di tahun ini.Dua hal terakhir tergantung dari seberapa paham saya memaknai arti integritas, dan bagaimana saya mengimplementasikannya ke kegiatan seharian saya (**
wuih, kok njelimet buanged bahasanya,yach! Ini persoalan serius, tentang hidup dan mati...weleh-weleh**). Sulitnya ya itu, menjalin 'benang merahnya' sehingga jadi satu kesimpulan sederhana yang bisa menyederhanakan tindakan saya ke depannya untuk lebih baik. Saya akan mencoba menjabarkannya dengan kemampuan nalar saya yang pas-pas'an...

Target hidup kita (itu juga,kalo kita punya-walaupun saya yakin tiap yang hidup,pasti cinta dunia, kalau cinta dunia, pasti gak ada yang mau hidup susah, konsekuensinya, harus punya rencana dan target pastinya!)atau tujuan-tujuan hidup kita harus selalu berlandaskan sesuatu yang baik, karena tujuan yang diharapkan baik nantinya, harus diawali dengan awal yang baik pula. Mau sukses di karier, tak akan mungkin tercapai kalau di kantor bekerjanya tidak dilandasi kejujuran. Mau sukses di wirausaha,apalagi,kalau tidak berlandaskan kejujuran dalam menjalankan bisnis kita,pastinya tidak akan bertahan lama. Kesetiaan kita terhadap pasangan, sudah jelas,nyawanya adalah kejujuran,karena kesetiaan bukan hanya kata-kata,tapi tindakan yang konkret yang kita lakukan dan dirasakan pasangan kita.

Kita sering berfikir bahwa kejujuran itu masalah hati,yang mengendalikan perbuatan kita. Misalnya, kita tidak akan berbohong kalau hati kita merasa tidak perlu untuk melakukan itu. Padahal,sebenarnya salah (ini saya dapatkan setelah mendengar salah seorang pakar teori motivasi berbicara di acara talkshownya dan membaca bukunya),karena yang sebenar-benarnya terjadi adalah,pikiranlah yang mengendalikan hati kita untuk berfikir sehingga menghasilkan pikiran yang kedua. Contohnya begini,
pikiran kita awalnya berkata kepada hati kita "kalau kamu jujur berbicara tentang kesalahanmu pada pasanganmu/atau bosmu,maka dia akan marah..karenanya,jangan kamu jujur,sembunyikan saja sebisamu..maka kau akan terhindar dari masalah.." kemudian hati mengiyakannya "iya,ya..nanti malahan ada masalah baru,aku merasa takut menghadapinya.." sehingga muncul pikiran kedua "kalau begitu,ya sudah,jangan terusterang akan kesalahan ini pada dia/atau pada si bos,lihat bagaimana nanti sajalah.." akhirnya,tindakan yang terlahir adalah,kita mendiamkan masalahnya,atau berbohong ketika ditanya soal masalah ini. **kita menjadi kerdil karenanya**
Itu contoh bagaimana pikiran negatif yang sering tidak kita sadari,memimpin hati kita untuk melahirkan pikiran kedua yang,akhirnya menghasilkan tindakan yang tidak positif.
Tapi coba kalau kita berusaha menyadari bahwa "pikiran"lah yang mengendalikan hati kita untuk meneguhkan kejujuran, sehingga kita bertindak sebagai seseorang yang mempunyai integritas. Ilustrasi diatas bisa saja menjadi seperti ini;
pikiran berkata ke hati "masalah ini memang berat aku selesaikan sendiri,karenanya aku harus mencari solusinya dengan berdiskusi dengan pasanganku/atau dengan bosku,tapi ..mau tidak mau,aku harus mengakui kesalahanku,karena ini berkaitan dengan pencarian solusi masalah..karenanya,aku harus jujur,walaupun ada resiko pahit yang mungkin aku tanggung.." kemudian hati kita berkata "ya,sangat mungkin resiko yang tidak mengenakkan terjadi, tapi,memang kau harus jujur agar masalah ini cepat ditemukan solusinya..karenanya,beranikanlah dirimu untuk jujur demi kebaikanmu juga" sehingga muncul pikiran yang kedua "Ya,bagaimanapun juga,aku harus berkata jujur demi masalahnya selesai,kalau memang itu salah satu caranya dan harus aku lakukan,ya aku harus lakukan.." kemudian pada akhirnya tindakan yang terlahir adalah kita mencoba dengan sikap positif menyelesaikan masalahnya dengan mencari solusi terbaik ,dan untuk itu diperlukan sikap keterbukaan yang total atau berkata jujur,walaupun ada resiko yang harus kita tanggung akan tetapi hasilnya adalah usaha pencarian solusi masalah tersebut. **akhirnya kita keluar sebagai ksatria bagi emosi negatif kita,yang berhasil kita kendalikan lewat pikiran positif**.

Jadi kembali ke masalah
review target jangka pendek saya di tahun ini, rasanya saya sudah menemukan point terbesar yang belum saya lakukan sepenuh "pikiran" saya sehingga tidak menghasilkan tindakan konkret yang positif. Saya mungkin kurang memasukkan pikiran-pikiran positif ke dalam otak saya, sehingga pikiran pikiran negatif selalu mengambil alih kendali otak saya kemudian mengarahkan hati saya untuk merasakan yang negatif, akhirnya bisa dipastikan, tindakan konkret saya pun negatif, unproductive, uncontrollable, tidak menguntungkan secara duniawi dan akherat.

Lantas,apa hubungannya ya,antara judul tulisan ini dengan isinya? Ada.
Semua yang sudah berhasil saya jabarkan diatas, akan percuma saja, sia-sia, kalau tidak buru-buru saya implementasikan dalam keseharian saya. Kalau tidak, tau-tau tahun 2009 sudah memasuki bulan kesebelas tanpa ada kemajuan yang berarti atas pencapaian target saya. Dan akhirnya, semua usaha saya memasukkan pikiran-pikiran positif dengan bacaan-bacaan positif, menjadi tidak ada gunanya bagaikan pepesan kosong.

Ach...atau mungkin ini semua memang benar-benar pepesan kosong,ya...karena kemampuan nalar saya yang terbatas?? **Heyy,pikiran negatif sedang mengambil alih,cepat sadari itu, enyahkan pikiran negatif ini jauh-jauh**

No comments: