Thursday, May 28, 2009

Kota Kenang-kenangan

Halo halo Bandung,ibukota periangan
Halo halo Bandung,kota kenang kenangan...


Iya, benar adanya, buat aku,kamu, dan kita berempat pada akhirnya, memang Bandung selalu menjadi kota kenang-kenangan. Disini selalu berawal 'kehidupan baru' dalam bingkai yang masih sama, cinta kita. Selalu berhembus nafas baru yang lebih segar dalam paru-paru yang sama, hati yang sama.

Pagi itu cerah sekali, peri-peri kecil sudah bertingkah riang menyambut hari yang mereka tunggu-tunggu, bukan saja apa yang akan mereka alami hari itu, namun kurasa juga karena mereka sadar betul, dengan siapa mereka akan melewatkan dua hari itu, ya, bersama kamu dan aku. Bayangan-bayangan kegembiraan sudah jelas terlihat di wajah wajah mereka, dari mulai mereka membuka mata, bergegas menyambut waktunya kita dalam perjalanan menuju Bandung. Tak ada sesuatu yang spesial dari kota ini, namun selalu jiwa kita antusias menjelangnya ketika datang kesempatan bersama-sama lagi seperti yang sudah-sudah, tak pernah bosan, seakan tak ada habisnya pesona kota yang satu ini bagiku.

**Thank God,syukur alhamdulillah,ndilalah kok ya,ada si mbak** Pagi itu aku tak perlu berlelah-lelah menyelesaikan tanggungjawabku, pertolongan Tuhan lewat bantuan si mbak cukup membuatku bersyukur dua kali lipat, aku bisa menikmati perjalanan hari itu tanpa diganggu rasa lelah ,tentunya. Semuanya siap, tak lupa berdoa bersama, perjalanan pun akhirnya dimulai. Peri-peri sedikit tegang **terlalu excited** atau mungkin khawatir, rencana-rencana mereka tak bisa terwujud, entah apa yang ada dalam benak mereka, wajah lucu menyembunyikan kegembiraan, diwujudkan oleh diam seribu basa. Sampai akhirnya di separuh perjalanan, kembali terdengar celotehan riang, sesekali teriakan yang membuatku sedikit pening, karena di dalam mobil**gak teriak-teriak aja udah berisik**

Ketegangan peri kecil mencair bersamaan dengan menghilangnya kernyitan di keningmu **ow,akhirnya,ketegangan pikiranmu juga mencair** sekarang,celotehan peri ditingkahi dengan penjelasan panjang lebar darimu atas semua pertanyaan mereka selama perjalanan pagi itu. Sabar,penuh harapan semoga apa yang kau jelaskan bisa mereka ingat terus hingga mereka besar, tergambar jelas dari antusiasme yang dibalut bahasa sederhana anak-anak **Dad, you're the best for them**

Siang itu benar-benar milik kita **hehe...and the rest of people?? do not exist**matahari hanya memberikan sinarnya cukup untuk menerangi indahnya siang itu tanpa harus mengeluarkan kegarangannya. Everything become easier and smooth, peaceful...Tapi,heyy,ada juga yang menemaniku,samar namun terus mengikuti, aku tak berhasil mendapatinya jelas **hingga kini pun,masih tak jelas**yang aku ingat,saat itu tiba-tiba di kepalaku mengalun lembut ' Hanya Untukku dari Chrisye".....
kemana langkahku pergi,slalu ada bayangmu
kuyakin makna nurani, kau takkan pernah terganti



Untuk ku - Chrisye

Satu tiga tujuh,akhirnya sampai juga kita di akhir jalan bebas hambatan itu, telepon,sms,agar tak banyak waktu terbuang untuk sebuah kesesatan jalan **Thank you,Sis-you're the best direction I have** akhirnya kita sampai tepat waktu, disaat makan siang tiba. Tapi peri-peri kecil tak kuasa lagi membendung hasratnya ** gak mau makan sebelum main **. Apa boleh buat, ini hari mereka, akhirnya aku benar-benar harus melonggarkan peraturanku **Okee**

Meluncur di ketinggian *Flying Fox* kemudian offroad mini *ATV* dilanjutkan acara memanjat *Wall Climbing* dijalani peri-peri kecil dengan antusias ,walaupun akhirnya menyerah karena letih. Tapi,,,masih minta berenang juga....untungnya langit sore cepat datang,menjadikan aku punya alasan untuk melarang mereka. Akhirnya, langit sore yang berwarna perak berganti menjadi kekuningan dan kemerahan, menemani perjalanan kita menuju hotel tempat bermalam.


Ketika malam yang kini menemani kita, keriangan dilengkapi kehangatan, aku,kamu dan peri-peri kecil bercerita bebas, menghabiskan malam yang memang cuma hari itu, di tempat hangat itu **Tak sedikitpun lelah kita rasakan, sepertinya** akhirnya kelopak mata yang kian berat sebagai pertanda, malam itu sementara harus kita akhiri agar pagi cerah singgah lagi.
Tapi,heyy,yang menemaniku siang tadi dalam perjalanan datang lagi ** masih tak kudapati jelas bayangnya,samar namun bisa kurasakan, ya, hanya perasaanku,mungkin** aku tak mau lagi mempertanyakan bayang itu lagi, biarlah dia menjelma menjadi pagi, siang,sore,**suka-suka lah!**


Pagi cerah datang lagi, kusambut dengan rasa syukur, walaupun agak sedikit sedih, karena tahu kebersamaan ini akan segera berakhir. Peri-peri kecil kembali bergegas tak sabar, breakfast dan berenang..! **pagi itu kamu ganteng sekali,ehm!** Hampir setahun dua bulan, kita tak merasakan pagi seperti itu di tempat seperti itu, senangnya bisa mengulangnya lagi! Setelah cukup bersabar, akhirnya peri-peri kecil menagih janjiku, waktunya bersenang-senang...!
Di sela kau mengawasi mereka, kita berbicara panjang sekali. Seakan semuanya ingin diselesaikan saat itu, di waktu yang sempit itu. Tapi akhirnya semua bisa kita bicarakan, semua keinginan, rencana,impian dan harapan, kembali kita pertegas, masih dalam bingkai yang sama, Cinta kita...dalam bingkai yang sama, semua yang berbeda akan menjadi satu, semua yang terasa jauh akan menjadi dekat, dan yang terasa tak mungkin akan lebih mudah kita wujudkan, hanya dalam bingkai yang sama, bukan yang tergantikan. Aku,kamu, selalu diingatkan olehNYA untuk selalu menjaga bingkai itu tetap utuh seperti ketika DIA menghadiahkannya kepada kita, apapun yang kita hadapi dalam perjalanan dan bagaimanapun cara kita menggenggamnya, kita harus membawanya utuh ketika kita kembali ke pangkuanNYA. Akankah retak, atau hancur berkeping, atau tetap utuh indahnya walau telah usang dimakan usia, hanya aku dan kamu yang mengusahakan. Tapi aku yakin, ketentuanNYA telah menggariskan kita untuk menggenggamnya, karenanya, kita berdua sama-sama meyakini,kita dapat mengembalikannya utuh seperti ketika hadiah itu kita terima, amiin ya robbal alaamiin....


Akhirnya,perjalanan di Bandung hari itu, harus berakhir seiring lagit sore keperakan, yang terasa cepat berganti menjadi kuning kemerahan, dan kembali kita menyusuri jalan bebas hambatan. Langit sore sekejap berubah gelap, azan maghrib berkumandang, sejenak kita berhenti di tempat peristirahatan. Setelah itu kembali perjalanan kita lanjutkan. Tapi,,heyy,bayangan samar itu sekarang berubah menjadi bentuk jelas, ya, sebentuk bulan sabit mengiringi perjalanan pulang kita malam itu. Khamu tahu, senangnya aku, karena bentuk itu kini jelas sudah, dia memang bulan sabit, yang kehadirannya tak bisa kuharapkan setiap malam, karena harus tergantikan oleh Bulan purnama. Buatku,cukup dia hadir walau tak setiap malam atau setiap waktu kuinginkan, namun ternyata dia mau hadir menemani. Buatku, cukup kamu seorang yang selalu menemaniku dalam perjalananku membawa hadiah dari Sang Maha itu agar tetap utuh adanya.


Peri-peri kecil lelah sudah, tertidur pulas semenjak maghrib tadi,hingga akhirnya kita semua sampai di rumah kita **home sweet home** Semua letih dan penat, kantuk tak tertahankan, namun pikiran kembali bermetamorfosa, menjelang esok, hari baru pertarungan kita, berjuang membawa bingkai itu agar tetap utuh sampai akhir DIA tentukan.


- Sehari setelah menghabiskan waktu di kota kenang-kenangan-

No comments: