Saturday, May 30, 2009

No Subject

Malam ini puteri pemimpi terbangun dari 'mimpi'nya karena sebuah pesan singkat bertitel "No Subject". Selalu berdebar kala membacanya, tapi kali ini lain. Selesai memahami rangkaian kata-kata yang tertulis, dia merasa jantungnya berhenti berdetak sesaat, untunglah dia masih bisa merasakan bahwa dia tidak sedang pingsan, hingga bisa menampar pipinya sendiri **wake up!**Pesan itu benar-benar membuatnya 'harus' bangun dari mimpinya.

Sesaat perasaan kosong, hampa, menyelimutinya. Sejurus kemudian, dia marah karena merasa dibohongi, dipermalukan,tapi...yang sebenarnya adalah...S.E.D.I.H, bahkan lima huruf itupun tak dapat menggambarkan perasaannya malam itu. Ingin sekali rasanya dia berlari menyambanginya, menangis dan minta penjelasannya...mungkinkah???Puteri yang malang! Jadi selama ini, apa yang kau bangun dari mimpi-mimpimu,Puteri...? Bukankah kau bersikeras bahwa itu indah, tak akan tergantikan, akan membahagiakanmu bila mengingatnya...? Pertanyakan kembali semua itu!

Tidak-tak sanggup mempertanyakannya kembali. Puteri hanya bisa tersedu, untuk kemudian sesenggukan bak anak umur lima tahun yang direbut mainannya. Puteri tak bisa lagi melanjutkan tidurnya, apalagi mimpi indahnya malam ini, dia hanya ingin menangis, mengadu, memohon penjelasan, kepada ...(kepada siapa,Puteri?)...baru dia tersadar, tak ada yang bisa dia mintakan penjelasannya. Kembali dia tergugu sejenak, hingga akhirnya pecah kembali isak tangisnya.


Di sela tangisnya, dia kembali mencoba 'menyusun' mimpinya yang baru saja dia runtuhkan, atau seseorang yang telah meruntuhkannya, siapapun, yang jelas kini Puteri sedang mengais serpihan-serpihan mimpinya, juga sesalnya. Rasanya tak ada kata-kata yang mampu melukiskan kekecewaannya saat itu. **Mengapa kau lakukan ini padaku, apakah aku yang lebih dulu menyakitimu?,tapi...aku sudah membuatmu mengerti, aku sudah berusaha menjelaskan..** Tak bisa dimengerti olehnya, kenapa semuanya harus berakhir dengan cara menyakitkan seperti ini. Dengan cara mensahkan kamuflase seperti ini.


Akhirnya, Puteri menulis balasan atas pesan singkat nya itu :
Terimakasih atas semua penjelasanmu. Samasekali tak menyangka, bahwa semua itu buatmu tak ada, semua itu kau yakini sebagai kamuflase belaka. Aku tak mengira, aku tak bisa mengerti, aku tak bisa merasakan nyawa dari pesan-pesanmu lagi, aku tak tahu mana yang isi hatimu, karenanya aku tak tahu harus kurangkai kata-kata seperti apa untuk membalas pesanmu. Yang aku bisa katakan kepadamu, semua yang pernah aku katakan bukanlah kamuflase belaka, semuanya bukan tak pernah bernyawa, semuanya bukan tak pernah membuatku bahagia, semuanya adalah kekuatanku untuk membangun mimpi. Tapi,maafkan aku, dan aku sudah berkali-kali memohonkan ini padamu, mencoba membuatmu mengerti, bahwa mimpi itu, diluar kuasa aku dan khamu, harus kita kosongkan judulnya ** No Subject**

Kita, tak akan pernah berkuasa untuk membuatnya menjadi titel yang yang lain. Namun, satu yang kutahu pasti, aku tak akan pernah meninggalkanmu dengan cara-caramu sekarang ini, dengan semua kamuflase yang khamu rekayasa, yang aku tahu sengaja khamu buat untuk menyakitiku. Namun, aku tetap tak berubah, masih berusaha meraih serpihan mimpi dengan kejujuran nuraniku sebagai nyawanya. Aku sebenarnya tak pernah berubah untukmu. Terimakasih telah kau pertegas ini semua dengan No Subject mu.


-Dini hari, di awal hari-hari panjang & berat si Puteri pemimpi-

No comments: