Thursday, July 16, 2009

The Confession


July 7 2009

Sehari lagi, dan kita akan bersama-sama **menjerit kegirangan dalam hati** rasanya ingin cepat berlalu hari ini, mendapati malam memelukmu dalam kesunyian jiwaku.

- ini hari keenam aku menyimpan rapat luka harga diriku karena
khamu -

July 8 2009

Pagi pun menjelang, ach ! Bergegas kita bersama merapihkan ini itu seperlunya, untungnya saat ini kita bisa bernapas lega, tak perlu
make the house clean and comfortable, the maid will become while we're on the road.
Puncak. Itu tujuan kita pagi itu, secepatnya meluncur di jalan bebas hambatan, mengejar waktu seakan tak ingin kehilangan semenitpun hari itu, serasa tak akan ada hari lain (oh,tidak-aku ingin merasakan indah,pahit dan manisnya lebih lama bersamamu, semoga Tuhan mau berbagi sedikit belas kasihannya padaku).
Entah kenapa, hari itu perasaanku tak karuan, antara takut, sedih, merasa bersalah (mungkin?) tapi indahnya sinar mentari dan hijaunya hamparan kebun teh mampu mengusir itu semua, hanya suka, tenang dan nyaman menguasai pikiranku. Kudekatkan pipi ke kupingmu yang dingin, ach..bagian yang paling kusuka !
Nose to nose kissing, that's what you loved.

-hari ini aku tak ingat, hari keberapa aku menahan luka dari orang di sebelah
khamu-

Aku terlalu bahagia hari ini, tak ingin mengotorinya dengan pikiran-pikiran yang menyesakkan hatiku.

July 9 2009

Hari ini masih lanjutan kebahagiaan demi kebahagiaan pagi kemarin, siang, sore dan tadi malam. Bangun pagi dengan semangat membuncah, menyongsong kejutan hari ini. Kejutan ? Ya,karena hari ini kita belum menyusun rencana, hendak dimana lagi kita mengukir keindahan itu lagi. Puncak lagi, Sukabumi kah, atau di sekitar Jakarta saja ? Ternyata, di siang terik yang panas, kau ajak aku bernostalgia ke sebelas tahun lalu ! Ahahahahaaa...aku sukaaa ! Walau bulir-bulir keringat sebiji jagung mengalir di balik kerudung, tapi hatiku sejuk. Tapi dulu, kita gak pernah berpanas-panas begini,seingatku ? hahahaa..tentu saja, karena kita selalu janjian di tempat ini sore, after office hour, dan masih banyak 'jalan tembus' yang bisa kita pergunakan untuk memotong jalan, dan aku tentu saja masih ramping dengan rok sepuluh centi diatas lutut...hmm, tapi sekarang, tubuhku tertutup rapat plus kita harus berjalan memutar tiga kali lebih jauh dari yang dulu. Tapi, aku masih menemukan semangat yang sama, seperti sore-sore dulu itu, ketika kubayangkan aku akan ketemu kamu (dengan tas seukuran tas laptopmu itu, yang paling aku sebel ! hahahaa...) menyusun rencana, ke pasaraya dulu atau melawai dulu, mau beli tempat hantaran, atau temani aku beli rok dulu, atau ke gramedia dulu temani kamu beli buku.
I never change for you, Nny...maybe I change, but not my love for you. How about you?

-Ach, tiba-tiba kuingat sms itu lagi, disela-sela antrian busway blok M yang terik durjana-

Tapi genggaman tanganmu, tangan kaka & adek, serta antusiasnya mereka menunggu busway, sedikit menggerus bayangan aku tentang
khamu. Syukurlah tak terlalu lama kami menunggu, dan akhirnya selesai juga perjalanan 'icip-icip panasnya ngantri busway' fiuhh..leganya liat parkiran mobil di pasaraya ! Selega perasaanku ketika bayangan khamu hengkang dari kepalaku.

Perjalanan nostalgia pun masih terus berlanjut, hingga ke sekitar TIM**pengen lagi ya,ke Planetarium** kemudian jalan sabang**ach..si syifa,dulu masih di dalam pun sukanya 'nyuruh' bunda beli roti di bakery satu ini, sekarang kamu pilih roti lumayan banyak juga disini ** berakhir di PIM, a place that always give the good atmosphere for me, PIM 1 bukan yang 2, karena aku merasa tidak
homy disitu.

The moon is coming, then I felt worried about tomorrow, how should I tell you ? But we've promised to do this properly. My anxiety dissappeared when you gave the warm at night, the "our precious moment".

-Di hari ini, tiba-tiba aku mau memafkan
khamu sepenuh hati, karena aku bersyukur atas apa yang telah aku terima beberapa hari belakangan ini. Robekan harga diriku berhasil kurekatkan dengan kebersyukuranku pada Tuhan, termasuk hujatan yang aku terima. Terimakasih telah menghujat aku, beritahu orang disebelahmu. Karena dia aku tersadar,aku menjadi lebih bersyukur, mempunyai belahan jiwa sebaik yang aku impikan.-

July 10 2009

Tiba harinya aku harus membuat pengakuan, membuat semuanya menjadi jelas, meyakinkanmu bahwa semua masih tak berubah. Sedikit berkurang bukan berarti membuatnya berubah, dan aku berjanji pada hatiku sendiri untuk menggenapkannya kembali seperti dulu, seperti sebelas tahun atau duabelas tahun lalu, serupa blok M yang sedikit berkurang kepadatannya tapi bukan berarti tak ada lagi pasaraya dan melawai disana.

Aku : "Aku memang ada apa-apa dengannya, tapi kau jangan marah dulu, jangan menyela penjelasanku, kumohon bersabarlah sedikit untuk menyampaikan pendapatmu, kau mau khan?"

My Love : "Tentu..."

Aku : "Telah terjadi sesuatu yang diluar dugaan aku, juga kau, yang sebelumnya tak pernah kita khawatirkan, karna kita selalu berusaha sama-sama memberikan cinta, bukan mengharapkan cinta, dengan begitu, bisa mencintai saja, sudah merasa kita bahagia. Selama itu pula kita mencoba menyelesaikan persoalan demi persoalan dengan hati, tak mengharap imbalan, hanya dengan terselesaikannya saja, kita sudah merasa bersyukur. Dengan visi kita yang sama itupun kita berusaha memberikan yeng terbaik buat anak-anak kita, tak pernah kita tentukan harus jadi apa mereka, tapi dengan menyadari bagaimana kita memperlakukan mereka, kita akan mendampingi mereka menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan buat mereka. Semua terlihat sempurna diantara kita berdua, tapi, Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk membuatnya lebih dan lebih baik lagi, termasuk diselipkannya ketidaksempurnaanku dalam menyikapi apa yang aku alami setahun belakangan ini. Dan, Ya, aku memang menduakan, namun tak separah yang diinginkan iblis dalam diriku, aku tetap bersyukur karenanya. Tapi perasaan bersalahku tak akan pernah lenyap begitu saja andai kau tak duduk disini, mendengar 'pengakuan dosa' ku. Kulipat sekecil apapun ini, tetaplah ia akan menyembul serupa kerikil yang mengapung di laut. Ya, aku salah, Nny..."

My Love : "Tidak,istriku, bukan kau yang salah, aku juga bersalah. Sejujurnya aku merasa berat serupa kuli panggul di pasar yang belum makan seharian memanggul beras satu kintal di teriknya matahari yang panas. Kutahu sebagian hatimu ada disitu, di kotak yang beratnya tak lebih dari satu kilo yang sedang kubawa. Tapi aku belajar darimu, berusaha untuk bersikap yang terbaik apapun yang kita hadapi, begitupun saat itu. Ingin rasanya kubuang jauh dus kiriman itu, tapi itu titipanmu padaku, aku tak berhak merusaknya sebelum sampai ke tanganmu."
"Aku yakin, Tuhan telah mengijinkanmu berbuat suatu kesalahan, dan ternyata kau cepat tersadar secepat waktu berlalu ketika keindahan sedang bersama kita rasakan. Karena aku percaya padaNYA, karena mu aku seperti hari ini, karena mu bisa kurasakan perjuangan yang sesungguhnya mengarungi firdaus kehidupan ini, bersamamu pula akan kuraih surga impian semua umat, dan itu tak akan bisa kulakukan tanpa kebaikanmu juga kekhilafanmu, istriku.."
"kesalahanmu, kekhilafanmu, adalah jalan pintas bagiku untuk meraih itu semua. Pengertian dariku, pengorbanan untukmu dan anak-anak kita, adalah nafasku untuk terus bertahan. Ilmuku yang terbatas, adalah kakiku untuk berjalan mendekati tujuan itu. Niatku untuk tetap maju kedepan, adalah semangat untuk cepat meraihnya. Dan kau serta dua buah hatiku, tak akan pernah aku tinggalkan. Bantu aku untuk bisa mengerti keinginanmu,istriku...temani aku belajar memperdalam ilmuku, ingatkan aku ketika niatku mulai goyah, dan tetap berada disisiku, hingga aku tak perlu susah payah merengkuhmu, mengarungi perjalanan ini ".

Dan...hatikupun menangis, sembunyi-sembunyi kuhapus genangan di sudut mataku. Aku tak tahu harus apa, aku begitu malu di hadapanmu, juga dihadapanNYA.
*Tapi aku gak benci khamu, karena semua terjadi atas ijinNYA*

Aku : "Maafkan aku, Nny...aku berjanji akan menjauhinya"

My Love : "Jangan kau ucapkan janji, akan lebih baik bila kau niatkan dalam hati, dan InsyaAllah boleh kau ucapkan"

Sundukan kepalaku di dagumu, membuatku lebih tenang, sayang tak bisa berlama-lama saat itu, karna kau sedang berkendara, kita akan jemput mereka berdua, kita akan habiskan sisa jumat ini dengan kebahagiaan penuh seperti dua hari kemarin !

Hari ini

Ach...mengapa segalanya yang begitu indah selalu terasa cepat berakhir, seminggu berlalu, tapi semua ingatan tentang hari-hari kemarin masih kurasa indahnya. **heyy, aku khan masih milikmu, kita masih sama-sama, tentu saja kapanpun itu bisa kita ulangi**
Ya, akhirnya kesadaranku bahwa kita masih bersama, membuatku ingin selalu meletakkan semua kesalahanku dibelakang, berat menyeretnya laksana menarik sapi potong yang sudah terkapar, tak kupunya tenaga sebesar itu untuk menyeretnya. Biarkanlah
khamu menjadi cerita lalu yang lenyap serupa asap (mengutip perkataan temanku yang kukagumi karyanya). Biarlah orang disebelahmu puas dengan kedigdayaannya atas diri khamu, dengan begitu dia mempermudah perjalananku.

Tapi, mengapa rasa sepi itu selalu menghampiriku, rasanya tak kupunya banyak waktu untuk mengkhayalkanmu, tapi
khamu selalu saja muncul tanpa aku khayalkan. Semoga tetap bisa kupertahankan rasa ini laksana rindu kepada teman lama, teman berbagi cerita. Karena kini, hanya ceritaku yang akan kubagi dengan khamu, bukan hatiku.

**Di pertengahan july yang bercampur baur, antara sejuk dan terik matahari durjana, antara mencintai My Love - egoku - dan DIA**
Aku hanya manusia biasa yang penuh dengan ketidaksempurnaan.

1 comment:

Aubrey.ade said...

Today, at October 6 2009, two months we haven't talked, but this morning you replied my letter...Thanks Dips, I miss you so so...but you're not my Dips anymore :(